Empat Ilmu yang Didapat Dari Peru
Wednesday, July 4, 2018
Add Comment
“Peru layaknya menjadi idola baru
di benua Amerika. Setelah sukses menjadi tuan rumah pertemuan tahunan IMF dan
Bank dunia 2015 lalu, kini perkembangan turis sektor pariwisata kian membara.”
Pertemuan tahunan (International
Monetary Fund) IMF dan Bank Dunia bisa dikatakan perhelatan akbar
dengan peserta terbanyak dari segi Negara pada abad ini. Karena acara ini
dihadiri oleh delegasi dari 189 negara, lebih banyak dari perhelatan Miss World
yang hanya 127 negara, dan menang telak atas perhelatan Asian Games yang hanya
45 negara. Tapi jika dilihat dari total peserta yang hadir memanglah tidak
terlalu banyak, karena hanya sekitar 15.000-an orang dan dengan jumlah orang
segitu masih akan ada sedikit ruang kosong jika harus memadati seperempat
tribun Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan. Namun jika melihat lebih ke
dalam lagi, ternyata delegasi pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia merupakan
orang penting di negaranya masing masing, karena mereka adalah Menteri Keuangan
dan Gubernur Bank Sentral dari Negaranya. Selain itu juga akan dihadiri oleh
pelaku bisnis, akademisi, pemimpin Lembaga Internasional, press/media, dan masih banyak lagi.
Pertemuan tahunan IMF dan Bank
Dunia merupakan pertemuan keuangan tahunan
terbesar di dunia. Diselenggarakan
setiap bulan Oktober oleh Dewan
Gubernur International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB), pertemuan
mendiskusikan perkembangan ekonomi dan keuangan global serta isu-isu
terkini seperti outlook ekonomi
global, stabilitas keuangan global, kemiskinan, pembangunan, lapangan kerja, dan perubahan iklim. Sebagai gambaran awal pertemuan tahunan ini
selalu diadakan setiap tahun pada bulan Oktober dengan tuan rumah Washington
D.C. pada dua tahun pertama, dan tahun ketiga diselenggarakan di luar Wahington
D.C. Tepat pada Oktober tahun ini Indonesia
dipercaya menjadi tuan rumah perhelatan tersebut, tentunya ada banyak hal yang
harus dipersiapkan, mengingat saking
istimewanya acara ini. Jika boleh memberikan saran maka saya akan memutuskan
untuk memberi saran kepada Indonesia untuk berguru kepada Republik Peru.
Memilih Peru sebagai guru,
menurut saya merupakan sesuatu yang masih masuk akal mengingat Peru merupakan
tuan rumah terakhir di luar Washington D.C. penyelenggara pertemuan tahunan IMF
dan Bank Dunia. Dan menurut saya ada kesamaan dari Peru dan Indonesia dari segi
ekonominya. Tapi bergurunya tidak perlu delegasi Indonesia berbondong-bondong
ke Peru, cukuplah membaca teks wawancara berikut ini dan beberapa tanggapan
dari saya. Sebuah wawancara eksklusif dari pegawai Bank Indonesia, Natya Ayu
dengan Mr. Oscar Hendrix di sela-sela perhelatan IMF-World Bank Spring Meetings 2018
di Washington DC. Mr. Oscar Hendrix merupakan Analis Senior di IMF
yang berasal dari Peru, serta terlibat dalam persiapan Peru menjadi tuan rumah
pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia 2015. Seperti apa jalanya proses berguru
tersebut, mari baca dengan seksama dan sampai tuntas teks wawancara berikut.
Apa yang anda lakukan
pada masa persiapan? Seperti apa Peru menyiapkan annual meeting 2015?
Kami sangat serius mempersiapkan Annual Meeting 2015. Annual Meeting 2015 merupakan sebuah
kesempatan besar, Peru sangat bangga dengan semua ini, kami juga melakukan
semua hal sama seperti Indonesia. Indonesia telah memiliki pusat konvensi serta
industri pelayanan. Karena Peru belum punya pusat konvensi maka persiapan
pertama yang dilakukan Peru adalah membangun pusat konvensi dengan basement yang luas. Selain itu juga
membangun infrastruktur untuk mendukung event besar annual meeting. Seperti yang kita ketahui bahwa event ini dihadiri
lebih dari 12.000 orang dari berbagai belahan dunia. Peru menghadapi setiap
tantangan yang ada, saya pikir Peru berhasil menghadapi semua tantangan ini.
Ilmu pertama yang dapat diambil dari sini adalah sudah sepatutnya
Indonesia bersukur, karena Indonesia
telah memiiki pusat konvensi yang ada di Nusa Dua, Bali. Sehingga hal tersebut
cukup membantu serta secara tidak langsung memotong anggaran untuk persiapan
pertemuan tahunan ini. Bayangkan jika Indonesia belum mempunyai pusat konvensi
dana anggaran untuk pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia yang saat ni sekitar 1
triliun, pasti akan lebih besar dan bahkan bisa menjadi dua kali lipat untuk
membangun pusat konvensi.
Saya mendengar kesuksesan Peru, tapi pada saat persiapan anda melakukan
banyak hal untuk memastikan keberhasilan event ini? Apa yang telah Peru
lakukan, seperti apa ekspektasi dari penyelenggaraan annual meeting bagi Peru?
Peru memprioritaskan dan mempersiapkan
event ini beberapa tahun sebelumnya. Kami sukses memanfaatkan industri dalam
negeri untuk menjangkau pertumbuhan inklusif. Kami ingin menunjukkan kepada
dunia, kelompok bisnis, dan semua Negara produsen yang datang untuk
meningkatkan kesempatan bisnis bagi semua kelompok.
Ilmu kedua adalah Indonesia harus bekerja
keras, hal ini tentunya juga senada dengan motto dari presiden Indonesia
yakni, kerja, kerja, kerja. Apalagi
mengingat perjuangan untuk menjadi tuan rumah acara ini tidaklah mudah, harus
melalui seleksi dan butuh dukungan dan kepercayaan dari Negara lain. Karena hanya dengan bersunggu-sungguh
dan kerja keraslah event ini akan terselenggara dengan baik. Tentunya yang
harus bekerja keras bukan hanya panitia saja, melainkan seluruh elemen bangsa
Indonesia terutama masyarakat Bali yang secara langsung menjadi saksi hidup
perhelatan akbar ini.
Apa pendapat anda tentang hasil dan raihan yang diterima atas semua hal
yang telah dilakukan, dan apa dampak yang diterima Peru terutama di bidang
ekonomi?
Peru sangat diuntungkan atas
penyelenggaraan event ini, karena ini adalah suatu kebanggaan, Negara sangat
bangga atas event ini. Selain itu event ini juga meningkatkan industri wisata
kami yang berdampak sangat luas. Setelah penyelenggaraan event ini potensi
turis dan industri wisata terus meningkat. Kami meraih hampir 50% peningkatan
kunjungan turis 2 tahun berikutnya yang menghuni beberapa hotel utama seperti
Marriot, Hilton, atau Sonesta. Mereka mengembangkan dan membangun banyak
jaringan hotel karena semua sangat menguntungkan.
Selain pariwisata, karena
pembangunan pusat konvensi yang telah dibangun untuk event ini, ternyata
berdampak luar biasa. Beberapa tahun belakangan Peru sering menjadi tuan rumah
pertemuan bisnis di Amerika Selatan dan Amerika Latin, dan juga membawa banyak
manfaat pada sektor industri lain. Kami menegaskan kembali bahwa masyarakat
sangat bangga untuk merasakan suasana kebersamaan dan persatuan antar Negara.
Kami berasal dari Negara yang berbeda, beragam budaya dan kelompok, tapi juga
membantu Negara-negara merasakan kebanggaan atas kebersamaan ini luar biasa
untuk kami.
Ilmu ketiga yang didapat adalah rakyat Indonesia harus berkarya dan berinovasi untuk menyambut
kedatangan peserta pertemuan tahunan dan juga siap menyambut turis mancanegara
yang berlibur pasca kegiatan ini. Karena selain sebagai ajang pertemuan bisnis
acara ini juga merupakan ladang yang tepat untuk promosi pariwisata Indonesia,
mengingat yang datang nanti selain petinggi Negara dan pebisnis, juga wartawan.
Seorang wartawan tersebut bisa saja menulis tentang hal unik dan pariwisata di
Indonesia. Apabila hal tersebut terjadi maka pariwisata Indonesia bisa saja
menarik kunjungan turis dari Negara asal wartawan tersebut. Dengan semakin
banyaknya turis yang datang tentunya kita harus bersama-sama meningkatkan akses
jalur transportasi dan pelayanan di tempat pariwisata Indonesia artinya kita
harus siap berkarya. Selain itu inovasi juga perlu untuk lebih menarik lagi
tampilan atau fasilitas yang ada di tempat pariwisata tersebut sehingga turis
yang datang mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dan ingin kembali
berkunjung ke indonesia. Inovasi juga perlu untuk menciptakan ke khas-an untuk
wilayahnya masing-masing, semisal dengan menciptakan souvenir atau barang kerajinan di daerah tersebut sebagai oleh-oleh
bagi wisatawan.
Saya sangat senang mendengarnya dan mengetahui lebih banyak tentang
pencapaian itu. Saya mendengar banyak komunitas yang berkembang di Annual
Meeting 2015 di Peru, dapatkah Anda menceritakan hal tersebut?
Annual Meeting 2015 dihadiri oleh akademisi, para relawan, kelompok
usaha, serta perusahaan besar yang berkesempatan membahas permasalahan mereka di Peru. Saya
ingin mengingatkan bahwa Annual Meeting
IMF-World Bank tidak hanya dilaksanakan di tempat resmi saja, dalam hal ini
pusat konvensi. Tetapi juga banyak perusahaan yang mengadakan pertemuan di
tempat lain seperti hotel ataupun restoran. Jadi ini penting untuk diketahui,
karena banyak orang yang berfikiran bahwa pertemuan ini hanya dilakukan antara
Bank Dunia, Bank Sentral, Kementerian Keuangan, tapi ini lebih dari itu. Ada
banyak hal baik yang bisa diperoleh dan mereka mengadakan pertemuan bilateral
di ruang publik. Jadi ini sulit untuk dijelaskan, tapi ada banyak filosofi bagi
kelompok bisnis dan semua Negara menciptakan kesempatan untuk bisnis baru
termasuk kelompok lokal. Menurut saya manfaat ini berasal dari pertukaran antar
budaya dari sekian banyak Negara.
Ilmu keempat
yang diperoleh adalah memanfaatkan
peluang, jika membaca pengalaman Peru di atas layaknya kesempatan menjadi
tuan rumah harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Terutama bagi pemilik ide bisnis
atau start-up, acara ini merupakan
momentum yang tepat untuk menggaet investor atau bisa juga berkolaborasi dengan
pemilik bisnis ternama dari berbagai penjuru dunia. Terutama untuk mendukung
kemajuan ekonomi negara kita tercinta “Indonesia”.
Jika ingin melihat langsung tayangan wawancaranya bisa melihat vidio di bawah ini:
0 Response to "Empat Ilmu yang Didapat Dari Peru"
Post a Comment