Menjelajahi Keindahan Alam Raja Ampat
Saturday, October 13, 2018
Add Comment
“Bangun Laik !!!, Bangun!!!”
Suara temanku itu lantas
membangunkan aku dari tidurku, dengan setengah sadar aku mencoba melihat jam
yang ada pada smartphone. Waktu masih
menunjukkan pukul 04.16 WIT, pengennya masih mau tidur lagi tetapi seketika itu
temanku langsung berkata untuk segera bersiap berangkat ke bandara. Seketika itupun
aku teringat bahwa hari ini ada acara gathering
pegawai kantor ke Raja Ampat.
Sontak aku langsung berdiri dan
bergegas mandi. Untung semalem sudah packing barang-barang yang akan dibawa,
jadi selesai mandi langsung cuss berangkat ke kantor dan berkumpul di sana
dengan yang lainnya. Alhamdulillah, untung
nggak telat. Meskipun ada sebagian orang telah berangkat ke bandara, tapi masih
ada segelintir orang yang menunggu kehadiranku di sana. Selang beberapa menit
akhirnya kami berangkat ke bandara bersama-sama dan kami merupakan rombongan
terakhir.
Menunggu keberangkatan di Bandara Rendani, Manowari |
Sesampai di bandara memang masih
lumayan sepi, mengingat ini merupakan pesawat pemberangkatan pertama. Tak lama
berselang panitia gathering
membagikan boarding pass. Setelah
itu, langsung saja deh kami masuk ke bandara bersama-sama. Tertera dalam tiket
pesawat berangkat pukul 05.30 WIT, tapi karena delay akhirnya kami harus sabar menanti
dan pesawat baru berangkat pukul 06.50 WIT.
Perjalanan Sorong – Raja Ampat
Tidak sampai satu jam berada di
udara akhirnya pesawat mendarat di Bandara Domine Eduard Osok, Sorong. Tak
perlu menunggu lama, ternyata di luar bandara kedatangan kami sudah disambut
oleh tour guide yang akan menemani perjalanan
kami selama dua hari ke depan di Raja Ampat. Mereka telah menyiapkan dua buah
bus yang akan mengantarkan kami ke pelabuhan. Tak mau tunggu lama akhirnya kami semua
langsung naik bus untuk melanjutkan perjalanan.
Sekitar 15 menit perjalanan
menggunakan bus, akhirnya kami sampai juga di pelabuhan perikanan. Ternyata di
pelabuhan telah disiapkan sarapan untuk kami, kata tour guide-nya “buat energi mengarungi lautan”. Tak perlu menunggu aba-aba
langsung saja kami menyantap sarapan yang telah disediakan. Alhamdulillah, akhirnya semua peserta
selesai makan juga. Selanjutnya adalah melanjutkan perjalanan menggunakan speed boat menuju Raja Ampat.
Pelabuhan Sorong |
Jumlah kami waktu itu sekitar
40-an orang (sudah termasuk tour guide), speed
boat yang digunakan ada 2 buah. Tak perlu menunggu lama, berhubung cuaca
cukup baik dan ombak tidak terlalu tinggi langsung saja mesinnya di nyalakan
dan kami meluncur menuju Raja Ampat. Sepanjang perjalanan hanya ucapan rasa
syukur kepada Tuhan atas nikmat kesehatan dan juga kekaguman atas alam
ciptaan-Nya.
Menepi di Teluk Kabui
Batu Pensil, Raja Ampat |
“Rekan-rekan kita telah sampai di
Teluk Kabui” kata tour guide-nya. Kedatangan
kami di teluk kabui langsung disambut dengan gerimis manja. Teluk Kabui
merupakan gugusan pulau-pulau yang tersusun seperti labirin. Nama Teluk Kabui
memang tak semasyhur Piaynemo ataupun Wayag, tapi pemandangan di sini tidak
kalah indahnya.
Ada satu ikon yang cukup polpuler
di sini, yakni Batu Pensil. Batu ini berdiri tegak dengan ketinggian sekitar 15
meter. Di sekitar Batu Pensil sudah dibangun dermaga kayu, sehingga speedboat bisa bersandar dan kamipun
bisa melihatnya dari dekat. Entah kenapa bisa dinamakan Batu Pensil, karena
setelah saya amatibentuknya tidak mirip seperti pensil. Tapi ya sudahlah
daripada bingung memikirkannya lebih baik bergegas ke tujuan selanjutnya.
Tiba di Penginapan
Setelah menempuh perjalanan
kurang lebih satu jam dari Teluk Kabui, akhirnya kami sampai juga di
penginapan. Rencananya kami akan menggunakan dua penginapan, yakni di Raja
Ampat Dive Lodge (RADL) dan Mangkur Kodon Homestay. Sebenarnya mau menggunakan
satu penginapan saja, namun apa boleh buat karena di RADL penuh maka kami rela
jika harus terbagi dua. Meskipun terbagi dua, akan tetapi tidak akan mengurangi
kebersamaan kita kali ini.
RADL, Raja Ampat |
Setiba di RADL kamipun langsung
disambut dengan minuman dingin, dan dipersilakan untuk makan siang terlebih
dahulu. Kamipun akhirnya makan siang bersama-sama di RADL. Selesai makan siang
waktu menunjukkan pukul 15.20 WIT, tour
guide memberi arahan kepada kami untuk segera berganti pakaian dan bersiap
untuk menjelajah di Raja Ampat. Semuanyapun bergegas melaksanakan perintah dan
siap untuk menjelajah.
Bermain Bersama di Pasir Timbul dan Pantai Friwen
Pasir Timbul, Raja Ampat |
Tujuan pertama kami sore ini
adalah Pasir Timbul. Perjalanan dari penginapan menuju Pasir Timbul ini sekitar
setengah jam. Sesuai dengan namanya Pasir Timbul merupakan hamparan pasir yang
timbul di tengah lautan yang muncul dikala tertentu saja, terutama pada saat
air laut sedang surut. Tanpa berpikir
panjang setelah speedboat berhenti, saya langsung terjun di Pasir Timbul.
Airnya jernih sekali di sini, “Subhanallah”
begitu indah alam ciptaan Tuhan ini.
Bermain di pasir timbul merupakan
sesuatu yang menyenangkan, apalagi saat itu tourguide-nya
sudah menyiapkan permainan untuk kami. Permainan ini dilakukan dengan cara berkelompok,
kamipun dibagi menjadi empat kelompok. Permainannya aldalah mengangkat ember
dengan kaki, dan pemenangnya adalah tim yang mengangkat ember paling tinggi dan
paling lama. Yeesss, tim sayapun sore
itu menjadi juaranya. Karena air laut sudah mulai pasang kamipun melanjutkan
destinasi selanjutnya.
Menari bersama di Pantai Friwen, Raja Ampat |
Friwen adalah nama sebuah pantai
yang menjadi destinasi kali ini. Perjalanan dari Pasir Timbul ke Pantai Friwen
tidak sampai setengah jam. Pantai Friwen memiliki pemandangan yang sangat
cantik, dengan pasir putih, pepohonan yang rindang, serta air laut berwarna
biru muda dan biru tua yang terlihat senada dan menyegarkan mata.
Di Pantai Friwen ada beberapa
penjual yang menyajikan gorengan dan minuman ringan. Tapi usahakan untuk
membawa kudapan sendiri lumayanlah buat menghemat pengeluaran. Karena pantainya
indah banget tentunya sayang sekali kalu hanya berdiam diri, tanpa berpikir
panjang langsung saja menceburkan diri dan menikmati segarnya air laut. Tapi
sang tourguide-nya ternyata tak mau
kalah karena mereka sudah menyiapkan permainan bagi kami, permainan kali ini
adalah menggunakan balon. Langit mulai menguning dan kamipun harus beranjak
dari Panai Friwen untuk kembali ke penginapan untuk beristirahat untuk mengisi
energi untuk esok hari.
Keindahan Alam Piaynemo
Pagi-pagi setelah sarapan kami
langsung menuju dermaga penginapan, untuk melanjutkan perjalanan ke Piaynemo. Karena
semuanya sudah berkupul dan speedboat telah siap akhirnya kami langsung
berangkat.
Piaynemo dari ketinggian, Raja Ampat |
Setelah menempuh perjalanan
sekitar satu setengah jam akhirnya kami sampai juga di Piaynemo. Bisa di bilang
Piaynemo merupakan miniatur dari Wayag. Gugusan pulau berbatu karst menjadi magnet
di Raja Ampat untuk menarik wisatawan berkunjung. Ditambah lagi airnya yang
biru bergradasi hijau, dilengkapi pasir putih jernih.
Pemandangan di Paynemo akan menarik jika dilihat dari ketinggian. Enaknya di Piaynemo ini sudah ada anak tangganya sehingga memepermudah untuk mencapai puncak, kalau tidak salah ada 366 anak tangga yang harus dilalui unuk mencapai puncak piaynemo. Subhanallah indah sekali pemandangan di sini. Sungguh indah ciptaanmu ini Tuhan.
Foto Bersama di Piaynemo, Raja Ampat |
Mungkin sampai di sini dulu aja
ceritanya ya sebenarnya habis dari Piaynemo masih ke Piaynemo resort sama snorkeling
di Sawandarek sih, mungkin bisa di baca pada postingan selanjutnya. Terimakasih
sudah menyempatkan mampir, kalau ada yang ingin ditambahkan tulis aja di kolom komentar.
0 Response to "Menjelajahi Keindahan Alam Raja Ampat"
Post a Comment