Pantai Friwen: Salah Satu Daftar Pantai Keren di Raja Ampat
Tuesday, November 20, 2018
1 Comment
Mak
slap, sekilas nama “Friwen” terdengar hampir mirip dengan kata “Prewed”
bukannya baper atau apa tapi memang begitulah yang saya rasakan kala itu. Entah
kenpa dulu dinamakan friwen, aku pun tak tahu, mencoba mencari-cari tapi tak
kunjung ketemu. Apakah ini adzab? Sempat hampir ketemu di web kemendesa tapi ada
keterangan webnya nggak bisa dibuka, sedih bukan main.
Ah sudahlah lupakan sejenak
tentang nama friwen, bukan saatnya mendebatkan asal-usulnya, tapi saatnya untuk
mengagumi keindahan friwen. Friwen sendiri merupakan salah satu nama pulau di
Raja Ampat, kalau membaca dari review-review sebelumnya banyak sekali tempat
wisata di Friwen ini, mulai dari tempat snorkeling atau diving di Friwen Wall.
Tapi saya saat itu hanya berada di Pantai Friwen aja, nyesel memang nggak
menjelajahii semua, namun apa daya karena langit sudah mulai menguning menuju
senja.
Menepi
di Pantai Friwen
Perlahan tapi pasti speedboat yang kami tumpangi diam-diam
menepi, karena tidak ada dermaganya maka otomastis kami harus ber-koceh ria jika ingin sampai di bibir
pantai. “Byur…Byur..Byur” bunyi air begitu keras, serta percikan airnya lumayan
bagus dan tak sengaja percikan air itu mengenai mulut saya. Rasanya asin, batin
saya (karena ini memang benar-benar air laut bukannya rawa) ngigau lu laik.
Terlihat di tepi pantai ada
beberapa bule yang sedang bersantai ria sambil berjoget, tapi nggak tahu lau
apa yang mereka putar, karena bukan lagunya Via Vallen ataupun Nella Kharisma.
Hehe. Tapi berdasarkan pengamatan saya dari postur tubuh dan warna kulit, serta
tutur katanya mereka berasal dari Eropa. Pokoknya Negara yang akhirannya ia,
ia, dan ia. Sepertu Rusia, Ceklosovakia, Swedia, dan ia ia lainnya tapi yang
pasti bukan Italia. Tapi pengamatan ini belum tentu benar ya, karena saya belum
sempat menanyakan langsung kepada mereka.
Selain bule ada juga
anak-anak penduduk asli yang dengan cerianya memanjat pohon serta
bergelantungan pada seutas tali lalu melompat dan menceburkan diri dalam
lautan. Sebenarnya di dalam hati yang terdalam ingin mencoba juga tapi nggak
jadi ah, takut (cemen lu laik). Tapi
memandang mereka bahagia saya ikut bahagia juga kok, serius ngggak bohong.
Bemain
di Pantai Friwen
Ow iya sampai lupa
menceritakan gimana bentuknya atau lebi tepatnya keadaan di Pantai Friwen ini,
kalau diibaratkan seorang cewek pantai ini cantik bener, kalau diibaratkan
cowok pantai ini cakep betul kaya saya.. #ups
(sambil tutup mulut). Beberpa ciri yang dapat menggambarkan kecantikan atau
kecakepan Pantai Friwen ini diantaranya sebagai berikut.
Pertama,
pasirnya
putih dan menghiasi pinggiran pesisir dan kalau diinjek pasirnya lumayan lembut
lho, nggak kasar-kasar banget.
Kedua,
terdapat
beberapa pohon besar di pinggir pantai sehinggga tempatnya tetap teduh, seteduh
senyumanku untukmu #cie.
Ketiga,
warna air lautnya bergradasi mulai dari biru muda sampai tua dan seirama.
Seirama? Iya, seperti langkah kita
berdua yang tak tau tujuannya kemana, kepelaminan mungkin #aamiin.
Keempat,
ombaknya
begitu tenang ketika surut, bahkan hampir tidak terasa ombaknya, pokoknya asyik
deh buat main-main.
Kelima,
ada
beberapa gubuk di pingir pantai yang menjajakan gorengan dan minuman, kalau
tidak salah ada tiga. Dan pastinya pantainya masih bersih tidak banyak sampah.
Udah lima aja ya ciri-cirinya,
jangan banyak-banyak, nanti kalau kebanyakan jatuhnya malah mengurangi jumlah
wisatawan yang datang ke sana, karena udah nggak penasaran lagi sama yang
namanya Pnatai Friwen.
Nah tanpa kuduga dan ku sangka,
ternyata pemandu wisata kami telah menyiapkan balon, yang pasti jumlahnya lebih
dari lima dan warnanya rupa-rupa. Nggak tahu permainan apa yang akan kami
lakukan kali ini, tapi kami semua dibagi menjadi empat tim. Setelah mereka
memberi arahan, barulah saya faham. Kalau boleh sedikit bercerita jadi
permainan kali ini adalah permainan kecepatan dan kerja sama. Jadi kami harus
berbaris berbanjar dengan balon ditengah-tengah anggota tim satu dengan lainnya
lalu kami haus cepat-cepatan sampai ke garis finis dengan catatan balon tidak
boleh terjatuh.
Priitt… permainanpun dimulai
dan masing-masing tim beradu cepat mencapai garis finis, tak jarang senyum dan
tawa menghiasi wajah kami. Trengggg…. Treenggg.. Trengggg.. Akhirnya ada yang
mencapai garis finis duluan, tapi tidak bersamaan dengan angota kelompok
lainnya alias gagal total semuanya, tidak ada pemenangnya.
Ngopi
Dulu Euy!!
Setelah berbasah-basah ria
tentunya badan menjadi dingin, tapi kedininan itu teratasi dengan secangkir
kopi. Kami memang telah menyediakan beberapa sachet kopi sebelumnya, tentunya
ini merupan inisiatif dari pemandu wisata. Haha. Ditambah lagi beberapa potong
gorengan, agaknya cukuplah untuk sekedar mengganjal perut. Tapi untuk
gorengannya dibeli dari kios yang ada di sana, harganya sekitar 2000-an lah per-biji.
Kalau mau beli kopi sachetan ada juga, harganya berkisar di angka 10 -15 ribu.
Selesai ngemil agaknya ada
sedikit energi untuk beraktivitas kembali dan kamipun mencoba untuk mencoba
bergoyang aster bersama, tapi waktu itu saya nggak ikutan sih. Musikpun mulai
dimainkan pelan-pelan mereka menggerakkan tubuhnya mengikuti irama dan jika
dilihat secara seksama gerakannya pun satu (Iyalah,,,). Beberapa wisatawan yang
ada di sana pun mencoba ikut menari. Tapi apalah daya mereka kalah jago. #huuu.
Setelah dirasa capek dan
mungkin baterai dari speakernya udah mau habis kami akhirnya berfoto lagi. Kali
ini berfoto membentuk sebuah formasi, nah coba tebak apa formasi yang akan kami
bikin? Yes benar sekali jawabannya tulisan yang kami bentuk adalah BI, BI
merupakan singkatan dari Bank Indonesia. Bank Indonesia merupakan instansi tempat
kami bernaung, mencurahkan tenaga untuk kemajuan bangsa, bekerja sepenuh hati
demi senyuman ibu pertiwi.
Langit kian menguning,
mentari agaknya mau tenggelam, dan anginnya pun mulai berhembus kencang. Badan inipun rasanya juga mulai lelah, dan
sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuk kembali lagi ke penginapan. Sekian
dulu cerita dari saya mengenai liburan di Pantai Friwen, barangkali ada yang
mau ditanyakan atau saran bisa dituliskan di kolom komentar, namun jika ingin
lebih pribadi bisa DM di twitter atau instagram. Jika ada kata-kata yang kurang
berkenan di hati mohon dimaklumi dan dimaafkan. Sekian dari saya, Salam
Literasi.
*Cerita perjalanan ini merupakan cerita liburan penulis pada saat acara gathering kantor pada bulan februari 2018 dan baru kali ini posting di blogger. Terimakasih telah mampir dan membaca tulisan ini. Tunggu tulisan selanjutnya tentang liburan di Raja Ampat.
Ok thanks, for reading my blog..
ReplyDelete